Sumber: Google Gambar |
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Blog Bang Jal || Dua unsur yang akan kita
bahas pada kesempatan kali ini adalah faktor penunjang hidup untuk menjadi
lebih baik, namun diantara keduanya memiliki kelebihan yang tidak semua orang
menyadarinya. Kedua unsur ini bisa kita miliki dengan cara yang sama yaitu
mencari/menuntut. Harta tidak datang dengan sendirinya tanpa didasari oleh
usaha dan kegigihan dalam hal mencarinya, banyak cara yang dilakukan oleh
manusia untuk mengumpulkan harta dan itu sesuai dengan profesi dan keyakinan
pada diri mereka. Begitu juga dengan ilmu, ilmu tidak datang dengan sendirinya
apabila kita tidak berusaha untuk mencarinya dengan sungguh-sungguh.
Dalam kehidupan duniawi,
manusia cenderung mengartikan bahwa harta sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
Ideologi inipun tidak selamanya salah, tetapi perlu diketahui. Bahwa hidup
tanpa ilmu jauh lebih sengsara daripada tanpa harta. Tidak semua orang miskin
itu hidupnya menderita dan tidak semua orang kaya itu selalu bahagia.
Dalam islam, kita
ketahui bahwa harta itu dibagi menjadi tiga bagian, halal, syubhat dan haram.
Harta yang halal adalah harta yang kita peroleh dengan proses yang halal pula,
harta syubhat adalah harta yang belum jelas kehalalan dan keharamannya, bisa
diartikan bahwa harta syubhat itu pada posisi tengah antara halal dan haram.
Namun walaupun ia berada pada posisi tengah, islam tetap mencegah kita untuk
mengkonsumsi harta yang seperti demikian karena efeknya bisa beralih pada
kehidupan kita. Harta yang syubhat seperti barang yang kita temukan dengan
tidak sengaja, contoh yang lain misalnya sebuah mangga hanyut didalam sungai,
lalu kita ambil. Bagi kita yang mengambilnya dinamakan pemilik harta syubhat.
Hukumnya kita harus mengembalikan barang yang kita temui itu. Harta yang haram
adalah harta yang diperoleh dengan cara yang haram pula, seperti barang curian,
hasil perjudian, hasil rampasan, riba dan lain sebagainya.
Ilmu yang saya maksudkan dalam artikel ini adalah
ilmu yang diajarkan oleh islam, karena dalam islam membahas semua ilmu yang
patut di pelajari oleh manusia. Dalam Alqur’an tidak hanya berbicara tentang
unsur religius saja, tetapi semuanya ada. Andai saja orang islam mau mendalami
Alqur’an itu maka hidup mereka akan lebih baik.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas
tentang perbandingan harta dengan ilmu yang saya kutip langsung dari isi kitab “Sirus
Saalikin” Jil. 1, Hal. 27 pada bagian luarnya. Suadah ada beberapa artikel
yang saya ambil referensinya dari kitab ini, anda bisa membuka link ini : Konten Agama Islam
Anda pasti pernah mendengar hadist ini :
أنا مد ينة العلم وعلى بابها
Artinya : ”Aku adalah
kotanya ilmu, dan Sayyidina ‘Ali adalah pintunya”.
Saya mungkin tidak harus
menjelaskan hadist Rasulullah yang satu ini karena anda juga sudah memahaminya,
namun ada satu golongan yakni kaum Khawarij ketika mendengar hadist ini
ingin menghasud Sayyidina ‘Ali. Mereka mengumpulkan 10 orang-orang penting
dalam golongannya dan mengatur rencana, “satu persatu dari kita akan menanyakan
pada dia satu pertanyaan yang sama, kita lihat apakah dia mampu memberikan
jawaban yang berbeda ? apabila dia mampu memberikan alasan jawabannya yang
berbeda, maka dia benar-benar orang ‘alim seperti yang disebutkan oleh
Rasulullah Saw.”.
Sumber: Google Gambar |
- Maka datang orang yang pertama dan bertanya;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta”. Orang yang tadi bertanya lagi, “Apa alasannya?”.
Sayyidina ‘Ali memberikan alasannya “Ilmu adalah pusaka para ambiya’ sedangkan
harta adalah pusaka Qarun, Syiddad, Fir’aun, dan orang-orang yang seumpama
mereka”.
- Kemudian datang orang yang kedua dan bertanya dengan soal yang sama;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdzal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdzol daripada harta, karena ilmu itu bisa menjagamu sedangkan harta
perlu kamu yang menjaganya”.
- Kemudian datang orang yang ketiga dan bertanya;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afzhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afzhol daripada harta, karena orang yang punya harta dikelilingi musuhnya
sedangkan orang yang punya ilmu dikelilingi oleh taulannya”.
- Kemudian datang orang yang keempat dan bertanya;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena harta jika kamu nafkahkan (memberikan)
kepada seseorang, dia akan berkurang sedangkan ilmu apabila kamu nafkahkan
kepada seseorang maka dia akan semakin bertambah”.
- Kemudian datang orang yang kelima ;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena orang yang punya harta selalu diseru dengan
nama Bakhil (pelit) dan celaan lainnya, sedangkan orang yang punya ilmu
dipanggil dengan nama kebesaran atau nama yang baik lagi mulia”.
- Kemudian datang orang yang keenam ;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena harta bisa dicuri sedangkan ilmu tidak bisa
dicuri oleh siapapun”.
- Kemudian datang orang yang ketujuh ;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena orang yang punya harta akan dihisab
(ditanyakan) pada hari kiamat, sedangkan orang yang punya ilmu akan mendapat
syafa’at pada hari kiamat dan tidak dihisab”.
- Kemudian datang orang yang kedelapan;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena ilmu tidak akan lenyap dimakan waktu,
sedangkan harta lama kelamaan akan hilang dan lenyap ditelan masa”.
- Kemudian datang orang yang kesembilan ;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena harta dapat mengakibatkan hati seseorang
menjadi keras, sedangkan ilmu akan membuat hati orang menjadi terang (lunak)”.
- Kemudian datang orang yang kesepuluh ;
“Wahai ‘Ali, yang mana
lebih afdhal diantara harta dengan ilmu ?”. Sayyidina ‘Ali-pun menjawab,”Ilmu
lebih afdhal daripada harta, karena yang memiliki harta akan berani mengaku
dirinya tuhan dengan sebab harta seperti Fir’aun, sedangkan orang yang berilmu
akan senantiasa menghambakan dirinya kepada Allah Swt.”.
Setalah sepuluh orang
utusan dari kaum Khawarij itu bertanya kemudian Sayyidina ‘Ali berkata kepada
sahabat yang lain “Apabila mereka bertemu denganku dan bertanya dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sama, maka akan aku jawab dengan jawaban yang
berbeda selama hidupku, setelah itu mereka masuk islam semuanya”.
Itulah 10 perbandingan
harta dengan ilmu yang dikemukakan langsung oleh Sayyidina ‘Ali Karamallahu
Wajhahu. Saya berharap ini bisa bermanfaat bagi saya sendiri dan selanjutnya
bisa diambil manfaat oleh para pembaca yang budiman. Apabila ada kekeliruan
dari apa yang telah saya tulis, mohon segera memberi komentar anda agar saya
bisa memperbaikinya dengan segera. Terimakasih.
Tag, hadis tentang harta, ulumul, ‘alimul, malem,
malim, fadilah, fadhilat, fazilah, kelebian, perbedaan, diskusi, kisah kaum
khawariz, kisah Sayyidina ‘Ali, mengenal Sayyidina ‘Ali, isi pidato, bahan
ceramah, khutbah, dakwah, syiar, bab harta dan ilmu.
Terimakasih telah berkunjung.
Komentarlah yang sesuai dengan pembahasan.
Anda juga bisa memberikan kritik, saran dan masukan lainnya.
Dilarang keras membagikan link pada komentar !!!
DIMOHONKAN untuk menuliskan keyword tentang artikel pada komentar !!!
Terimakasih !!!